PSHT didirikan oleh Bpk.Santoso
Kartoatmodjo dan Bpk.Soetomo Mangkoedjojo tahun 1951,beliau merupakan murid
murid dari pendiri SH PSC (pemuda sport club) ki hadjar hardjo utomo, ) ki
hadjar hardjo utomo sendiri merupakan salah satu murid dari Persaudaraan Setia
Hati winongo yang didirikan oleh ki ngabehi suro diwiryo.
Dalam pembentukan PSHT tersebut
disusunlah kepengurusan PSHT sebaga berikut :
Ketua Umum : Bpk.Soetomo Mangkoedjojo
Sekretaris : Bpk. R.Soemadji
Bendahara : Bpk.R.Bambang Soedarsono
Dewan Pelatih : Bpk. Santoso Kartoatmodjo (KETUA)
Bpk. Mochamad Irsad
Bpk. Harsono
Bpk. Hardjo Pramudjo
Bpk. Badini
Bpk. Oemar Karsono
Sekretaris : Bpk. R.Soemadji
Bendahara : Bpk.R.Bambang Soedarsono
Dewan Pelatih : Bpk. Santoso Kartoatmodjo (KETUA)
Bpk. Mochamad Irsad
Bpk. Harsono
Bpk. Hardjo Pramudjo
Bpk. Badini
Bpk. Oemar Karsono
Adapun tugas tugas kepengurusan PSHT adalah sbb:
- Konsolidasi
dengan Seluruh Cabang-Cabang SH Terate di kota
Madiun dan kota kota diluar Madiun.
2. Membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SH Terate.
3. Mengadakan Peninjauan dan Pelatihan Warga Cabang Madiun dan kota diluar Madiun, dengan tercatat keaktifan Pengurus maupun Pelatih Pusat datang ke Solo, Semarang, Jogyakarta, Ngawi, Mojokerto, Surabaya, Malang, Ponorogo dan lain kota yang ada cabang SH Terate.
4. Mengaktifkan ‘Penarikan Iuran Bulanan’ warga di cabang-cabang SH Terate, maupun sumbangan / sokongan ke Pusat di Madiun guna menggerakkan Roda Organisasi Persaudaraan SH Terate.
5. Mengadakan Acara Tahunan Persaudaraan SH Terate Pusat, antara lain ‘Pengetan Syuran’ yang dijatuhkan pada bulan Asyura dengan sekaligus Pengesyahan Warga SH Terate yang menjadi sarana temu kangen warga cabang dengan pusat di Madiun. Dan juga acara Halal Bi Halal yang diadakan setiap tahun di Madiun
Pada Th.1952 Persaudaraan SH Terate Pusat mengadakan
‘Konggresnya Yang Pertama’ dengan di hadiri Seluruh Pengurus Pusat yang ada
dikota Madiun plus Bpk. Mochamad Irsad yang ada dikota Semarang, ditambah
tamu-tamu yang diundang adalah Bpk. Hardjo Mardjoet dari Pilangbango Madiun,
Bpk. Soemo Soedardjo dari Porong Malang, Bpk. Djendro Dharsono dari Surabaya,
Bpk. Salyo Harso Oetomo dari Pati, Bpk. Moertadji Widjaja dari Solo.
Pada Th 1955 diadakan Reformasi Kepengurusan Pusat SH Terate
dengan susunan Pengurus Pusat Periode Th.1955 s/d Th.1961 sebagai berikut :
Ketua Umum : Bpk. Santoso Kartoatmodjo
Sekretaris : Bpk. R Soemadji ( tetap )
Bendahara : Bpk.R.Bambang Soedarsono ( tetap )
Dewan Pelatih : Bpk.Soetomo Mangkoedjojo ( KETUA )
Bpk. Mochamad Irsad
Bpk. Harsono
Bpk. Hardjo Pramoedjo
Bpk. Badini
Bpk. Oemar Karsono
Sekretaris : Bpk. R Soemadji ( tetap )
Bendahara : Bpk.R.Bambang Soedarsono ( tetap )
Dewan Pelatih : Bpk.Soetomo Mangkoedjojo ( KETUA )
Bpk. Mochamad Irsad
Bpk. Harsono
Bpk. Hardjo Pramoedjo
Bpk. Badini
Bpk. Oemar Karsono
Dewan Pelatih beserta Pengurus Pusat SH Terate diwajibkan
datang menghadiri Rapat Kepengurusan Pusat, Acara Tahunan Persaudaraan yang
berupa Acara Syuran ataupun Halal Bi Halal dan lain-lain acara yang dianggap
penting, dengan mendapatkan penggantian Uang Transport (P-P) dari tempat asal.
Seperti halnya yang sering terjadi dengan Bpk. Soetomo Mangkoedjojo yang sering mendapat tugas kerja di Surabaya dan Bpk. Mochamad Irsad yang bertempat tinggal di Semarang.
Pada Periode Kepengurusan SH Terate Pusat Th.1955 s/d Th. 1961, hal-hal besar yang telah dilaksanakan Pengurus Pusat adalah :
1. Pada pertengahan bulan Juli Th.1955 melaksanakan ‘Pemugaran Makam’ Almarhum Bpk. Hardjo Oetomo dengan membelikan Kijing Baru dimakam Desa Pilangbango Madiun, mengadakan ‘Selamatan Nyewu’ dan memberikan Tanda Bakti dan Tali Asih kepada Ibu Hardjo Oetomo berupa Seperangkat Pakaian lengkap. Dan semua pembeayaan disokong oleh seluruh Cabang SH Terate dan Para Donator Pengurus Pusat.
2. Di akhir bulan Agustus Th.1955 mengadakan ‘Pengetan Syuran Th.1955’ dan pengesyahan warga baru, dan acara tersebut selalu tiap tahun dilaksanakan.
3. Ikut berbela sungkawa dengan mengirimkan Karangan Bunga, menunjukkan diri sebagai sahabat pada waktu meninggalnya Bpk. Wongsodikromo, Sawahan Gg.Tembus Winongo pada tanggal 13 Pebruari Th.1956 yang merupakan sesepuh dari SH Winongo.
4. Tanggal 23 Desember 1956 mengadakan ‘Pertemuan Pelatih’ dengan memanggil wakil-wakil pelatih cabang dikumpulkan dipusat Madiun dan acara dipimpin langsung oleh Dewan Pelatih SH Terate Pusat.
Di awal Th 1961 kembali digelar Reformasi Kepengurusan Pusat SH Terate untuk periode tugas Th.1961 s/d Th.1966, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :
Ketua Umum : Bpk. Santoso Kartoatmodjo ( tetap )
Sekretaris : Bpk. Soemadji ( tetap )
Bendahara : Bpk. Bambang Soedarsono ( tetap )
Dewan Pelatih : Bpk. Soetomo Mangkoedjojo ( KETUA )
Bpk. Harsono
Bpk. Badini
Bpk. Daroesalam
Bpk. Hardjo Pramoedjo
Bpk. Oetomo Moeljoprodjo
Bpk. RM.Imam Koes Soepangat **
** Th.1963 Bpk.RM Imam Koes Soepangat adalah ‘Golongan Muda’ yang mulai masuk ‘jajaran pengurus pusat’ menggantikan salah seorang dari Pengurus Pusat..
Pada Periode Kepengurusan Pusat SH Terate Th.1961 s/d 1966, Pekerjaan besar yang telah dilaksanakan adalah :
1. Pertengahan Bulan Juni 1962 menyelenggarakan ‘Peringatan Syuran -62’ di Pusat Madiun dengan Ketua Panitya Bpk.Soetomo Mangkoedjojo.
2. Tanggal 29 September 1962 SH Terate Pusat mengundang Seluruh Pimpinan Cabang SH Terate, mengadakan Musyawarah Kerja SH Terate di Madiun.
3. Tanggal 27 April 1963 mengadakan Pertemuan Pelatih Pusat dengan Para Pelatih Cabang SH Terate dengan acara ‘Penyamaan Jurus SH Terate’.
4. Tanggal 14 Juni 1963 mengadakan ‘Peringatan Syuran-63’ diselenggarakan secara gabungan antara Pusat dengan Cabang SH Terate Madiun.
Sesudah Th.1964 Pusat Setia Hati Terate terjadi lagi ‘ ke-vaccum-an kepengurusan’ dengan banyaknya para pengurusnya yang tidak bisa aktif, bahkan banyak yang terpaksa harus mengundurkan diri karena alasan ‘pengaruh politik’ yang baru memanas waktu itu ( biarpun didalam persaudaraan sudah di ikrarkan dengan bulat bahwa persaudaraan yang kekal dan abadi adalah yang utama dengan tidak membeda-bedakan dan mempersoalkan agama, ras keturunan dan politik yang di anut masing-masing warganya ).
Th. 1965 s/d 1966 adalah ‘Turunnya Awan Kelabu’ menggelayuti Pusat dan Cabang-cabang Persaudaraan Setia Hati Terate dengan beberapa warga sepuh yang sangat banyak sekali jasanya terhadap SH Terate terpaksa tidak dapat aktif kembali Sebagai Pengurus Pusat maupun Pengurus Cabang bahkan beberapa dari pinisepuh tersebut ditahan oleh pemerintah yang berwenang , hilang ataupun ‘meninggal dunia’ karena ‘dianggap’ tersangkut dengan partai terlarang waktu itu ( Semoga Arwah Beliau mendapatkan tempat yang lapang disisi Allah YME dan diberi ketabahan Iman kepada Istri dan Putra – Putri beliau yang ditinggalkan – Amiin ).
Awal Th.1966 Dengan sudah berakhirnya Kepengurusan lama, ditambah dengan hilang / tidak bisa aktifnya beberapa Pengurus Pusat Inti, maka Kepengurusan SH Terate Pusat dipercayakan kembali dari Bpk.Santoso Kartoatmodjo kepada Bpk. Soetomo Mangkoedjojo sebagai Ketua Pusat dan dibantu Bpk.RM Imam Koes Soepangat dan beberapa Warga Sepuh sebagai Pengurus Dewan Pusat.
Didalam Kepengurusan baru ini dapat dilihat, Pengurus Pusat SH Terate sudah mulai berdampingan antara ‘Golongan Warga Sepuh dengan Golongan Warga Muda’.
Bpk.RM Koes Soepangat yang kebetulan ‘tokoh pemuda’ di kota Madiun, adalah putra kemenakan dari Bpk.RM Koesnindar (Alm) Bupati Madiun saat itu yang sangat dekat hubungannya dengan Bpk.Hassan Djojoadisoewarno tokoh sepuh dari SH PSC dan pada jaman Bpk. R. Soewarno masih ‘jadi jagonya’ Setia Hati bertanding di Arena Pasar Malam Madiun, Selalu Bpk. RM Koesnindar jadi Pengagum dan ‘Botoh’ beliau.
Menjadi kenyataan setelah Kepengurusan Organisasi dipegang Para Warga Muda dan Para Sesepuh ‘mengesuh dan mengawal’ dari belakang terjadi pengembangan yang luar biasa hebatnya, dimana Persaudaraan Setia Hati Terate sangat dikenal dimasyarakat sampai sekarang dan warganya tersebar diseluruh Indonesia bahkan sampai keluar negeri.
Kalau di urut kebelakang, seluruh Pengurus dan Pinatua yang berada didalam Kepengurusan Persaudaraan Setia Hati Terate di Pusat Madiun maupun yang didaerah daerah pada masa awal kebangkitan, semuanya kalau tidak Warga Ex Setia Hati PSC Pilangbango ya murid murid beliau beliau, memang tidak ada lain. Sehingga kalau dikatakan dengan bahasa kebenaran Ilmu Setia Hati warga SH Terate ‘ satu jalur lurus’ dengan Ilmu Setia Hati PSC Pilangbango dengan kenyataan mereka terdiri antara guru dan murid.
Bpk.Hardjo Mardjoet mempunyai murid antara lain :
1) Bpk. Badini : Salah satu Pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate dan menjabat sebagai Ketua-II Dewan Pusat sebelum beliau wafat.
2) Bpk. Salyo Harso Oetomo : Pernah memimpin Setia Hati PSC di Kota Pati dan menjadi Sesepuh SH Terate di kota Jogyakarta dengan siswa siswa antara lain :
• Ir.Djoko Koencoro
• Ir.Soekamto
• Drs.H Moh.Ngemron M.Psi ( bergabung ke PSH )
3) Bpk.Pamudji (Comm Laut Pnw) : Menjadi sesepuh SH Terate Jakarta.
Bpk. Mochamad Irsad mempunyai murid antara lain :
1) Bpk.RM.Imam Koes Soepangat : Almarhum adalah orang yang sangat besar jasanya dalam menjaga ‘tetap exis-nya’ SH Terate dan menjadi Ketua Dewan Pusat SH Terate sampai beliau wafat. Siswa beliau antara lain:
• Bpk. Drs H. Tarmadji Budi Harsono yang sudah dibimbing oleh beliau s/d Tk-III (3e Trap),
• Bpk. Ir. Sakti Tamat
• Bpk. Ir. Wiyono.
2) Bpk.Koeswanto : Beliau yang diserahi tugas melatih Bp. Koes Siswa Bp. Mochamad Irsad di Madiun.
3) Bpk.Widharto : Almarhum adalah Sesepuh SH Terate Jakarta dan Bandung.
Bpk.Wongso Soedarmo : Beliau adalah siswa Ki Hadjar Hardjo Oetomo sewaktu sama-sama ditahan dipenjara Cipinang Jatinegara. Mempunyai murid antara lain :
1) Bpk.Djendro Dharsono : Pernah memimpin Setia Hati ‘PSC’ Cabang Solo dan menjadi Sesepuh SH Terate Surabaya dengan salah satu Siswanya adalah:
• Bp. Darmo Sanjata, Sesepuh SH Terate Malang.
2) Bpk.Moertadji Widjaja : Memimpin Setia Hati ‘PSC’ Solo menggantikan Bp.Dharsono dan menjadi Sesepuh Setia Hati Terate Solo dengan Siswanya adalah:
• Bp.Slamet Riyadi, penyusun dan penulis buku ini.
3) Bpk. Padmo Siswojo : Pernah memimpin SH ‘PSC’ Solo bersama Bp.Moertadji W dan Sesepuh SH Terate Solo
Bpk. Santoso Kartoatmodjo : Beliau mempunyai putra yang bernama:
1) Bpk. Soewignyo Dibyo Mertono : yang juga sudah diwarisi Ilmu Seti Hati beliau sampai dengan 3eTrap (Deerde Trap) dan siswa Bpk.Wignyo yang kita kenal adalah
• Bp.Prof DR.Noegroho
• Bp. Soeharli
• Bp.DR.Edi Leksono.
Bpk. Soetomo Mangkoedjoyo : Beliau mempunyai putra yang bernama:
1) Bpk.Bambang Tunggul Wulung (Alm)
2) Bpk. Bambang Gunung Susetyaning Prang (Alm)
Dimana beliau berdua menjadi pelatih dan Sesepuh Warga SH Terate dibanyak kota.
Bpk.Hassan Djojoadisoewarno : Beliau berdua dengan Alm Bp.Njono Wardojo
kakak beradik, adalah siswa siswa Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang menjadi Saksi Sejarah dan Nara Sumber dari penulisan naskah ini. Siswa yang sudah dibimbing oleh beliau sampai dengan 3e Trap (DeerdeTrap) adalah:
1) Bp.Ir Djoko Koencoro
2) Bp.Drs. H. Moh.Ngemron, M.Psi
3) Bp.Slamet Riyadi ‘ penulis naskah ini ‘.
Dan masih banyak lagi ‘Para Pendiri Awal’ Setia Hati PSC beserta putra putri beliau berikut seluruh siswa-siswanya yang tersebar diseluruh Nusantara ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu ( penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kurangnya bahan masukan ).
Hampir semua Pinisepuh-pinisepuh kita dari Setia Hati PSC Pilangbango yang kenyataannya pada era Kepengurusan Setia Hati Terate menjadi Sesepuh dan Pelatih karena kenyataannya memang ‘satu garis lurus’ dalam ilmu setia hati yang diterima dan diwariskan. Beliau sekarang sudah meninggalkan kita semua, namun tetap kita harapkan terhubungnya tali komunikasi dari putra putri beliau ataupun siswa siswa beliau yang sekarang ini masih meneruskan cita cita luhur mengembangkan Ilmu Setia Hati, sehingga tali ikatan persaudaraan ini bisa tetap kita pelihara bersama.
Sumber Ajaran Pencak Silat yang diterima Ki Hadjar Hardjo Oetomo dari gurunya Ki Ngabehi Soerodiwiryo adalah himpunan jurus jurus pencak silat yang disarikan dari berbagai perguruan dan diujudkan sebanyak 36 (tiga puluh enam) jurus pokok dengan jurus no.29 sengaja tidak diajarkan, tentang mengapa jurus 29 tidak diajarkan kepada muridnya dapat dibaca dan dipahami pada‘buku riwayat pencipta persaudaraan setia hati’
Pada jaman Ki Hadjar Hardjo Oetomo menjalani masa tahanan 6 th di Rumah Penjara Cipinang Jatinegara Jakarta, beliau menciptakan jurus pencak silat ‘permainan bawah’ yang di sarikan dari 36 jurus ‘permainan atas’ tanpa meninggalkan pakem jurus aslinya.
Jurus ‘permainan bawah’ ini diajarkan kepada siswa nya untuk ‘2e Trap’ ( tweede trap ) dari ‘Setia Hati PSC’ sebanyak 24 jurus plus 1 jurus kunci.
Untuk ajaran pencak silat di ‘3e Trap’ ( deerde trap ), beliau juga mensarikan 36 jurus tingkat – 1 diambil intinya menjadi 1 (satu) jurus saja yang diajarkan kepada siswa ‘ 3e trap ‘ selain menerima ‘ajaran kebatinan’ 3e trap.
Demikianlah uraian singkat dalam penulisan kami yang sebenarnya penulis ini hanya merupakan ‘talang atur’ dari para sepuh persaudaraan setia hati PSC pilangbango yang bercerita tentang ‘Sejarah yang hampir dilupakan mengenai adanya Persaudaraan SH Pemuda Sport Club Pilangbango dan Riwayat Pengembangannya’.
Seperti halnya yang sering terjadi dengan Bpk. Soetomo Mangkoedjojo yang sering mendapat tugas kerja di Surabaya dan Bpk. Mochamad Irsad yang bertempat tinggal di Semarang.
Pada Periode Kepengurusan SH Terate Pusat Th.1955 s/d Th. 1961, hal-hal besar yang telah dilaksanakan Pengurus Pusat adalah :
1. Pada pertengahan bulan Juli Th.1955 melaksanakan ‘Pemugaran Makam’ Almarhum Bpk. Hardjo Oetomo dengan membelikan Kijing Baru dimakam Desa Pilangbango Madiun, mengadakan ‘Selamatan Nyewu’ dan memberikan Tanda Bakti dan Tali Asih kepada Ibu Hardjo Oetomo berupa Seperangkat Pakaian lengkap. Dan semua pembeayaan disokong oleh seluruh Cabang SH Terate dan Para Donator Pengurus Pusat.
2. Di akhir bulan Agustus Th.1955 mengadakan ‘Pengetan Syuran Th.1955’ dan pengesyahan warga baru, dan acara tersebut selalu tiap tahun dilaksanakan.
3. Ikut berbela sungkawa dengan mengirimkan Karangan Bunga, menunjukkan diri sebagai sahabat pada waktu meninggalnya Bpk. Wongsodikromo, Sawahan Gg.Tembus Winongo pada tanggal 13 Pebruari Th.1956 yang merupakan sesepuh dari SH Winongo.
4. Tanggal 23 Desember 1956 mengadakan ‘Pertemuan Pelatih’ dengan memanggil wakil-wakil pelatih cabang dikumpulkan dipusat Madiun dan acara dipimpin langsung oleh Dewan Pelatih SH Terate Pusat.
Di awal Th 1961 kembali digelar Reformasi Kepengurusan Pusat SH Terate untuk periode tugas Th.1961 s/d Th.1966, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :
Ketua Umum : Bpk. Santoso Kartoatmodjo ( tetap )
Sekretaris : Bpk. Soemadji ( tetap )
Bendahara : Bpk. Bambang Soedarsono ( tetap )
Dewan Pelatih : Bpk. Soetomo Mangkoedjojo ( KETUA )
Bpk. Harsono
Bpk. Badini
Bpk. Daroesalam
Bpk. Hardjo Pramoedjo
Bpk. Oetomo Moeljoprodjo
Bpk. RM.Imam Koes Soepangat **
** Th.1963 Bpk.RM Imam Koes Soepangat adalah ‘Golongan Muda’ yang mulai masuk ‘jajaran pengurus pusat’ menggantikan salah seorang dari Pengurus Pusat..
Pada Periode Kepengurusan Pusat SH Terate Th.1961 s/d 1966, Pekerjaan besar yang telah dilaksanakan adalah :
1. Pertengahan Bulan Juni 1962 menyelenggarakan ‘Peringatan Syuran -62’ di Pusat Madiun dengan Ketua Panitya Bpk.Soetomo Mangkoedjojo.
2. Tanggal 29 September 1962 SH Terate Pusat mengundang Seluruh Pimpinan Cabang SH Terate, mengadakan Musyawarah Kerja SH Terate di Madiun.
3. Tanggal 27 April 1963 mengadakan Pertemuan Pelatih Pusat dengan Para Pelatih Cabang SH Terate dengan acara ‘Penyamaan Jurus SH Terate’.
4. Tanggal 14 Juni 1963 mengadakan ‘Peringatan Syuran-63’ diselenggarakan secara gabungan antara Pusat dengan Cabang SH Terate Madiun.
Sesudah Th.1964 Pusat Setia Hati Terate terjadi lagi ‘ ke-vaccum-an kepengurusan’ dengan banyaknya para pengurusnya yang tidak bisa aktif, bahkan banyak yang terpaksa harus mengundurkan diri karena alasan ‘pengaruh politik’ yang baru memanas waktu itu ( biarpun didalam persaudaraan sudah di ikrarkan dengan bulat bahwa persaudaraan yang kekal dan abadi adalah yang utama dengan tidak membeda-bedakan dan mempersoalkan agama, ras keturunan dan politik yang di anut masing-masing warganya ).
Th. 1965 s/d 1966 adalah ‘Turunnya Awan Kelabu’ menggelayuti Pusat dan Cabang-cabang Persaudaraan Setia Hati Terate dengan beberapa warga sepuh yang sangat banyak sekali jasanya terhadap SH Terate terpaksa tidak dapat aktif kembali Sebagai Pengurus Pusat maupun Pengurus Cabang bahkan beberapa dari pinisepuh tersebut ditahan oleh pemerintah yang berwenang , hilang ataupun ‘meninggal dunia’ karena ‘dianggap’ tersangkut dengan partai terlarang waktu itu ( Semoga Arwah Beliau mendapatkan tempat yang lapang disisi Allah YME dan diberi ketabahan Iman kepada Istri dan Putra – Putri beliau yang ditinggalkan – Amiin ).
Awal Th.1966 Dengan sudah berakhirnya Kepengurusan lama, ditambah dengan hilang / tidak bisa aktifnya beberapa Pengurus Pusat Inti, maka Kepengurusan SH Terate Pusat dipercayakan kembali dari Bpk.Santoso Kartoatmodjo kepada Bpk. Soetomo Mangkoedjojo sebagai Ketua Pusat dan dibantu Bpk.RM Imam Koes Soepangat dan beberapa Warga Sepuh sebagai Pengurus Dewan Pusat.
Didalam Kepengurusan baru ini dapat dilihat, Pengurus Pusat SH Terate sudah mulai berdampingan antara ‘Golongan Warga Sepuh dengan Golongan Warga Muda’.
Bpk.RM Koes Soepangat yang kebetulan ‘tokoh pemuda’ di kota Madiun, adalah putra kemenakan dari Bpk.RM Koesnindar (Alm) Bupati Madiun saat itu yang sangat dekat hubungannya dengan Bpk.Hassan Djojoadisoewarno tokoh sepuh dari SH PSC dan pada jaman Bpk. R. Soewarno masih ‘jadi jagonya’ Setia Hati bertanding di Arena Pasar Malam Madiun, Selalu Bpk. RM Koesnindar jadi Pengagum dan ‘Botoh’ beliau.
Menjadi kenyataan setelah Kepengurusan Organisasi dipegang Para Warga Muda dan Para Sesepuh ‘mengesuh dan mengawal’ dari belakang terjadi pengembangan yang luar biasa hebatnya, dimana Persaudaraan Setia Hati Terate sangat dikenal dimasyarakat sampai sekarang dan warganya tersebar diseluruh Indonesia bahkan sampai keluar negeri.
Kalau di urut kebelakang, seluruh Pengurus dan Pinatua yang berada didalam Kepengurusan Persaudaraan Setia Hati Terate di Pusat Madiun maupun yang didaerah daerah pada masa awal kebangkitan, semuanya kalau tidak Warga Ex Setia Hati PSC Pilangbango ya murid murid beliau beliau, memang tidak ada lain. Sehingga kalau dikatakan dengan bahasa kebenaran Ilmu Setia Hati warga SH Terate ‘ satu jalur lurus’ dengan Ilmu Setia Hati PSC Pilangbango dengan kenyataan mereka terdiri antara guru dan murid.
Bpk.Hardjo Mardjoet mempunyai murid antara lain :
1) Bpk. Badini : Salah satu Pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate dan menjabat sebagai Ketua-II Dewan Pusat sebelum beliau wafat.
2) Bpk. Salyo Harso Oetomo : Pernah memimpin Setia Hati PSC di Kota Pati dan menjadi Sesepuh SH Terate di kota Jogyakarta dengan siswa siswa antara lain :
• Ir.Djoko Koencoro
• Ir.Soekamto
• Drs.H Moh.Ngemron M.Psi ( bergabung ke PSH )
3) Bpk.Pamudji (Comm Laut Pnw) : Menjadi sesepuh SH Terate Jakarta.
Bpk. Mochamad Irsad mempunyai murid antara lain :
1) Bpk.RM.Imam Koes Soepangat : Almarhum adalah orang yang sangat besar jasanya dalam menjaga ‘tetap exis-nya’ SH Terate dan menjadi Ketua Dewan Pusat SH Terate sampai beliau wafat. Siswa beliau antara lain:
• Bpk. Drs H. Tarmadji Budi Harsono yang sudah dibimbing oleh beliau s/d Tk-III (3e Trap),
• Bpk. Ir. Sakti Tamat
• Bpk. Ir. Wiyono.
2) Bpk.Koeswanto : Beliau yang diserahi tugas melatih Bp. Koes Siswa Bp. Mochamad Irsad di Madiun.
3) Bpk.Widharto : Almarhum adalah Sesepuh SH Terate Jakarta dan Bandung.
Bpk.Wongso Soedarmo : Beliau adalah siswa Ki Hadjar Hardjo Oetomo sewaktu sama-sama ditahan dipenjara Cipinang Jatinegara. Mempunyai murid antara lain :
1) Bpk.Djendro Dharsono : Pernah memimpin Setia Hati ‘PSC’ Cabang Solo dan menjadi Sesepuh SH Terate Surabaya dengan salah satu Siswanya adalah:
• Bp. Darmo Sanjata, Sesepuh SH Terate Malang.
2) Bpk.Moertadji Widjaja : Memimpin Setia Hati ‘PSC’ Solo menggantikan Bp.Dharsono dan menjadi Sesepuh Setia Hati Terate Solo dengan Siswanya adalah:
• Bp.Slamet Riyadi, penyusun dan penulis buku ini.
3) Bpk. Padmo Siswojo : Pernah memimpin SH ‘PSC’ Solo bersama Bp.Moertadji W dan Sesepuh SH Terate Solo
Bpk. Santoso Kartoatmodjo : Beliau mempunyai putra yang bernama:
1) Bpk. Soewignyo Dibyo Mertono : yang juga sudah diwarisi Ilmu Seti Hati beliau sampai dengan 3eTrap (Deerde Trap) dan siswa Bpk.Wignyo yang kita kenal adalah
• Bp.Prof DR.Noegroho
• Bp. Soeharli
• Bp.DR.Edi Leksono.
Bpk. Soetomo Mangkoedjoyo : Beliau mempunyai putra yang bernama:
1) Bpk.Bambang Tunggul Wulung (Alm)
2) Bpk. Bambang Gunung Susetyaning Prang (Alm)
Dimana beliau berdua menjadi pelatih dan Sesepuh Warga SH Terate dibanyak kota.
Bpk.Hassan Djojoadisoewarno : Beliau berdua dengan Alm Bp.Njono Wardojo
kakak beradik, adalah siswa siswa Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang menjadi Saksi Sejarah dan Nara Sumber dari penulisan naskah ini. Siswa yang sudah dibimbing oleh beliau sampai dengan 3e Trap (DeerdeTrap) adalah:
1) Bp.Ir Djoko Koencoro
2) Bp.Drs. H. Moh.Ngemron, M.Psi
3) Bp.Slamet Riyadi ‘ penulis naskah ini ‘.
Dan masih banyak lagi ‘Para Pendiri Awal’ Setia Hati PSC beserta putra putri beliau berikut seluruh siswa-siswanya yang tersebar diseluruh Nusantara ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu ( penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kurangnya bahan masukan ).
Hampir semua Pinisepuh-pinisepuh kita dari Setia Hati PSC Pilangbango yang kenyataannya pada era Kepengurusan Setia Hati Terate menjadi Sesepuh dan Pelatih karena kenyataannya memang ‘satu garis lurus’ dalam ilmu setia hati yang diterima dan diwariskan. Beliau sekarang sudah meninggalkan kita semua, namun tetap kita harapkan terhubungnya tali komunikasi dari putra putri beliau ataupun siswa siswa beliau yang sekarang ini masih meneruskan cita cita luhur mengembangkan Ilmu Setia Hati, sehingga tali ikatan persaudaraan ini bisa tetap kita pelihara bersama.
Sumber Ajaran Pencak Silat yang diterima Ki Hadjar Hardjo Oetomo dari gurunya Ki Ngabehi Soerodiwiryo adalah himpunan jurus jurus pencak silat yang disarikan dari berbagai perguruan dan diujudkan sebanyak 36 (tiga puluh enam) jurus pokok dengan jurus no.29 sengaja tidak diajarkan, tentang mengapa jurus 29 tidak diajarkan kepada muridnya dapat dibaca dan dipahami pada‘buku riwayat pencipta persaudaraan setia hati’
Pada jaman Ki Hadjar Hardjo Oetomo menjalani masa tahanan 6 th di Rumah Penjara Cipinang Jatinegara Jakarta, beliau menciptakan jurus pencak silat ‘permainan bawah’ yang di sarikan dari 36 jurus ‘permainan atas’ tanpa meninggalkan pakem jurus aslinya.
Jurus ‘permainan bawah’ ini diajarkan kepada siswa nya untuk ‘2e Trap’ ( tweede trap ) dari ‘Setia Hati PSC’ sebanyak 24 jurus plus 1 jurus kunci.
Untuk ajaran pencak silat di ‘3e Trap’ ( deerde trap ), beliau juga mensarikan 36 jurus tingkat – 1 diambil intinya menjadi 1 (satu) jurus saja yang diajarkan kepada siswa ‘ 3e trap ‘ selain menerima ‘ajaran kebatinan’ 3e trap.
Demikianlah uraian singkat dalam penulisan kami yang sebenarnya penulis ini hanya merupakan ‘talang atur’ dari para sepuh persaudaraan setia hati PSC pilangbango yang bercerita tentang ‘Sejarah yang hampir dilupakan mengenai adanya Persaudaraan SH Pemuda Sport Club Pilangbango dan Riwayat Pengembangannya’.